Untuk benchmark, digunakan Gigabyte iRAM dengan memasang internal memory 2.5GB DDR1. Dengan perangkat ini maka hasil benchmark dapat membuktikan untuk kemampuan tranfer data maksimum. Dengan Gigabyte iRAM, maka access drive memiliki tingkat respon time mendekati 0.1ms, karena tidak ada moving part seperti arm harddisk yang bergerak. Untuk membandingkan benchmark antara eSATA dengan SATA, untuk SATA mengunakan chip internal controller dari Intel ICH8 (ICH) sedangkan konektor eSATA dihubungkan dengan chip Gigabyte eSATA 2.

Hardware test :
Procesor : Core 2 Duo E6600 2.4Ghz @ 3Ghz
Board : Gigabyte GA-965-DQ6
VGA : Gigabyte Radeon X600 PCie
Memory : Corsair PC8500 C5 512MB X 2
Power Supply : Antec Neo HE 550
Storage : Gigabyte iRAM 2.5GB




Kesimpulan
Dari hasil benchmark antara koneksi SATA dan eSATA hanya terpaut 5-6Mbps atau kurang dari 1MB/s lebih lambat untuk tranfer rate dengan peak tranfer 100Mbps. Kemampuan tranfer rate eSATA sebagai external storage jauh lebih besar dibandingkan USB dan Firewire tentunya dapat digunakan sebagai storage read dan write layaknya sebuah harddisk.
Keuntungan eSATA memiliki kemampuan Plug and Play yang sama seperti USB dan Firewire, sehingga koneksi kabel dapat dilepas pasang kapan saja. Keuntungan dari eSATA memungkinkan pemakai storage notebook dengan external storage lebih besar dan lebih cepat. Sedangkan pada PC akan memudahkan pemakai untuk memindahkan data untuk dari satu PC ke PC lain bahkan notebook yang memiliki interface eSATA.
Pemakaian eSATA sebagai external storage nantinya dapat dipasangkan dengan 4 harddisk baik dipasangkan secara terpisah maupun sistem RAID dengan interface SATA II. Perluasan aplikasi pada eSATA mengikuti perkembangan dari teknologi chip controller. Saat ini controller eSATA sudah tersedia dengan 4 port individual untuk 4 harddisk maksimum atau mengunakan sistem RAID dengan 1 koneksi ke satu storage harddisk dengan eSATA.
Komentar :
Post a Comment